Air matanya mengalir teringat pesan ibunda
tercinta, "Ingat Nak, Bila Kamu Tidak Sholat. Diakhirat Ibu Akan
Disiksa." Disaat kenyataan pahit menghempas hidupnya. Usahanya dibidang
pertanian dan makanan. Gagal panen karena faktor alam membuatnya harus
mengalami kerugian milyaran rupiah. Disaat itu dirinya benar-benar
minus, bila dihitung antara aset dan hutang, lebih banyak hutangnya.
Sejak peristiwa itu seakan membuatnya terasa tertohok, menerima sebuah
pukulan yang cukup telak membuat tubuhnya terhuyung-huyung limbung dan
sampai akhirnya jatuh sakit. Perusahaan yang hampir kolaps dan sakit
yang dideritanya telah menyadarkan dirinya, sehebat apapun manusia
berencana pada akhirnya Allahlah yang menentukan. Dalam hatinya
menjerit. 'Ya Allah, apa yang salah dariku? Perusahaanku hampir hancur,
malah Engkau berikan aku sakit?' Air matanya mengalir. Ditengah istri
dan anak-anaknya tertidur lelap. Tak kuasa menahan perih dihatinya.
Terasa begitu sakit yang luar biasa dideritanya.
Dalam
kesendirian dirinya merenung, selama ini betapa dirinya telah jauh dari
Allah. Keyakinan terhadap diri sendiri telah membuatnya mengabaikan
peran Allah dalam keberhasilan usahanya. Ibadah seperti sholat, zakat,
puasa dan shodaqoh tidak pernah dilakukannya. Teringat pesan ibunda
tercinta sewaktu masih duduk dibangku SMP agar jangan pernah
meninggalkan sholat. "Ingat Nak, Bila Kamu Tidak Sholat. Diakhirat Ibu
Akan Disiksa, karena kamu tidak pernah berdoa untuk Ibu.' Baju basah
tergenang air mata kerinduan kepada ibunda. Telah sekian tahun berlalu,
sholat tidak pernah dikerjakan, tenggelam dalam mengejar impian.
tergambar jelas begitu menggebu-gebu dirinya, siang malam bekerja
merintis usahanya. Istri dan anak-anaknya bahkan telah kehilangan figur
dirinya sebagai suami dan ayah yang baik. 'Ampunilah hambaMu ini, Ya
Allah..' Ucapnya lirih tak terdengar. Cubitan Allah itu telah
menyadarkannya segera bangkit. Kehadirannya di Rumah Amalia untuk
berbagi dengan harapan mendapatkan keridhaan Allah bagi diriya dan
keluarga. Beberapa hari kemudian sakitnya sembuh. Seolah mendapatkan
kekuatan besar untuk mengurus kembali usaha yang telah dirintis
selamanya ini. Geliat perkembangan perusahaan pertanian dan makanan,
tumbuh pesat tidak pernah disangkanya. Ia yakin semua itu adalah
kehendak Allah dan hal itu membuat dirinya, istri dan anak-anaknya tidak
lupa diri malah semakin dekat dengan Allah untuk menggapai
keridhaanNya. Ibadah sholat ditunaikan mendatangkan kebahagiaan dan
ketenteraman bagi kehidupan rumah tangganya. Subhanallah.
Minggu, 27 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar